Sabtu, 16 April 2016

Hitam Putih Kehidupan



CERPEN
…Hitam Putih Kehidupan…

Jakarta 2008
Malam itu duduk seorang pria muda disebuah bar, dia melihat disekitarnya dunia glamour, dunia malam disebuah pusat ibu kota, terbesit dalam benaknya, miris dihatinya melihat beberapa pria, wanita, tua, muda, remaja, bahkan yang sudah lansia mereka berpersta pora dengan suara musik yang menghentakkan gema di dada, dengan segelas alkohol ditangan mereka, mereka enjoy dengan dunia mereka, tanpa melihat keadaan disekeliling mereka.
Satu jam berselang, sang pria hanya merenung, entah sudah berapa botol air mineral yang sudah ia habiskan, sampai tibalah seorang pria tua menghampirinya
          “ Hai anak muda ..! apa yang sedang kamu nikmati untuk malam ini ??!” pria itu mengatakan dengan sangat berwibawa, dan sedikit tercium aroma alcohol dari mulutnya.
sang pria muda hanya bisa mengangkat botol air mineral sebagai jawabannya.
          Sang pria tua berkata “ tak perlu kau singgah disini kalau hanya untuk menikmati sebotol air mineral..“ sambil menukar gelas air mineral sang pria muda dengan minuman alkohol.
Sang pemuda pun berkata “pak tua, aku sedang mempelajari sekitarku.. kalau aku minum minuman ini, aku akan pulang sia-sia..”
“apa yang kau pelajari anak muda? Di usiamu yang masih muda ini belum saatnya kau untuk memikirkan sesuatu. Aku dulu sepertimu, dan aku merasa semuanya terlambat. Nikmatilah semuanya diusia mudamu, jangan sampai kamu menikmati semuanya di usia sepertiku.  “ Pria tua pun menjawab dengan nada menasehati
sambil berfikir dan merasa terganggu, sang pemuda pun meminta bill dan membayar minumannya pada bartender, dan pergi meninggalkan pria tua tersebut.
“dasar anak muda bodoh. .!!” gumam pak tua dalam hati. Sambil kembali menikmati segelas alkohol digenggamnya.
Sang pemuda berjalan menuju lift, dari Rooftop menuju lantai bawah dengan keadaan sangat sadar. Ia pun berjalan menuju kawasan kumuh tempat ia tinggal, sambil menyusuri jalan trotoar yang panjang, ia bertemu seorang pengemis yang tidur hanya beralaskan kardus yang tak jauh dari gedung itu berdiri tegak. Sambil sesekali ia melihat ke arah gedung, terlihat kelap-kelip dan terdengar irama musik yang sangat bising, sambil berfikir dan seolah tidak peduli,  “sungguh tak adilnya dunia! tak butuh jarak berkilo meter atau ratusan mil untuk membedakan kasta yang berbeda, bagaikan langit dan bumi”. Diperjalanan ia hanya bisa bergumam dalam hati.
Setibanya di kost.an tempatnya tinggal, dia melihat samar-samar dikamar sebelahnya, orang yang seperti maling sedang mencongkel-congkel kunci, sambil berteriak, “woy, mau ngapain lo?” tapi tidak ada jawaban dari orang misterius tersebut, dia mendekat, makin dekat, terus mendekat, setelah diperhatikan, ternyata hanya pria tua mabuk yang sedang berusaha membuka pintu kamarnya.
Sambil berkata “hey pak..? ada yang bisa saya bantu?” sambil menoleh orangtua itu pun berkata “kamu lagi anak muda? Masih butuh air mineral? Banyak dikamarku, kau bebas minum air mineral, tetapi setelah aku bisa membuka kamarku ya?” tertawa kecil.
Saat pintu terbuka, si pria tua mempersilahkan masuk si pemuda sambil melemparkan sepatunya,
“mari anak muda, masuklah ke istana ku!”
Si pemuda heran , melihat disekeliling rumah pria tua, dari semua pajangan dinding, dan lemari lemari hanya berisikan botol-botol minuman alkohol.
“pak, kenapa kamu harus minum ditempat tadi? Sedangkan dikamarmu sangat banyak botol minuman favoritmu”. Tanya sang pemuda
“kau perlu jawaban? Kau tak akan pernah tau jawabannya!, selama kau tak akan pernah mencobanya”. Sambil menuangkan minuman alkohol yang ia miliki, dan memberikannya kepada sang pemuda tersebut.
Sang pemuda dengan ragu untuk mengambil gelas yang diberikan pria tua tersebut.
“minumlah..! tak perlu kau takut mabuk, karna kamarmu disebelah kamarku, jika kau mabuk, tinggal ku tendang saja bokongmu”. Pria tua itupun berkata sambil tertawa.
“pak tua, apakah yang aku lihat tadi digedung sana, memiliki kehidupan seperti kamu juga?”
“anak muda, ini dunia, dunia kehidupan, semua penuh dengan drama, semua penuh dengan topeng, jangan percaya dengan pakaian, jangan percaya dengan apa yang kamu lihat dari luar, semua orang bisa berpakaian seperti yang kau lihat seperti ini” sambil menarik jas didadanya. “apakah kamu fikir setiap orang berpakaian dengan menggunakan jas, bahkan berdandan dengan glamour sepertiku ini, semua berarti mereka semua orang kaya? Apakah semua pengemis, yang sering kamu lihat, mereka adalah orang miskin? Buka matamu nak, ini kota besar, tak berlaku sebuah kepolosan, hitam bisa jadi putih, putih bisa jadi hitam. Jangan pernah menilai orang dari penampilan”. Tegas pria tua.
Sambil terheran-heran sang pemuda akhirnya meminum minuman yang diberikan oleh pak tua tadi.
sambil mengernyitkan dahi nya ia berkata “minuman apa ini pak?” pria tua hanya bisa menjawab “itu minumannya para bangsawan nak, minuman orang-orang yang mengerti akan arti hidup, minuman orang-orang yang berusaha memakai topeng, tetapi tidak bisa menggunakannya”.
Sang pemuda hanya bisa diam dan bingung memikirkan situasi yang ada disekelilingnya. Ditengah perbincangan sambil meminum lagi, lagi dan lagi. Sampai akhirnya si pemuda mabuk, dan tertidur.

Bersambung…