CERPEN
…Hitam Putih Kehidupan…
Jakarta 2008
Malam itu duduk seorang pria muda
disebuah bar, dia melihat disekitarnya dunia glamour, dunia malam disebuah
pusat ibu kota, terbesit dalam benaknya, miris dihatinya melihat beberapa pria,
wanita, tua, muda, remaja, bahkan yang sudah lansia mereka berpersta pora
dengan suara musik yang menghentakkan gema di dada, dengan segelas alkohol
ditangan mereka, mereka enjoy dengan dunia mereka, tanpa melihat keadaan disekeliling
mereka.
Satu jam berselang, sang pria hanya merenung, entah sudah
berapa botol air mineral yang sudah ia habiskan, sampai tibalah seorang pria
tua menghampirinya
“ Hai anak
muda ..! apa yang sedang kamu nikmati untuk malam ini ??!” pria itu mengatakan
dengan sangat berwibawa, dan sedikit tercium aroma alcohol dari mulutnya.
sang pria muda hanya bisa mengangkat botol air mineral
sebagai jawabannya.
Sang pria tua
berkata “ tak perlu kau singgah disini kalau hanya untuk menikmati sebotol air
mineral..“ sambil menukar gelas air mineral sang pria muda dengan minuman alkohol.
Sang pemuda pun berkata “pak tua, aku sedang mempelajari
sekitarku.. kalau aku minum minuman ini, aku akan pulang sia-sia..”
“apa yang kau pelajari anak muda? Di usiamu yang masih muda
ini belum saatnya kau untuk memikirkan sesuatu. Aku dulu sepertimu, dan aku
merasa semuanya terlambat. Nikmatilah semuanya diusia mudamu, jangan sampai
kamu menikmati semuanya di usia sepertiku.
“ Pria tua pun menjawab dengan nada menasehati
sambil berfikir dan merasa terganggu, sang pemuda pun meminta
bill dan membayar minumannya pada bartender, dan pergi meninggalkan pria tua
tersebut.
“dasar anak muda bodoh. .!!” gumam pak tua dalam hati. Sambil
kembali menikmati segelas alkohol digenggamnya.
Sang pemuda berjalan menuju lift, dari Rooftop menuju lantai
bawah dengan keadaan sangat sadar. Ia pun berjalan menuju kawasan kumuh tempat
ia tinggal, sambil menyusuri jalan trotoar yang panjang, ia bertemu seorang
pengemis yang tidur hanya beralaskan kardus yang tak jauh dari gedung itu
berdiri tegak. Sambil sesekali ia melihat ke arah gedung, terlihat kelap-kelip
dan terdengar irama musik yang sangat bising, sambil berfikir dan seolah tidak
peduli, “sungguh tak adilnya dunia! tak
butuh jarak berkilo meter atau ratusan mil untuk membedakan kasta yang berbeda,
bagaikan langit dan bumi”. Diperjalanan ia hanya bisa bergumam dalam hati.
Setibanya di kost.an tempatnya tinggal, dia melihat
samar-samar dikamar sebelahnya, orang yang seperti maling sedang
mencongkel-congkel kunci, sambil berteriak, “woy, mau ngapain lo?” tapi tidak
ada jawaban dari orang misterius tersebut, dia mendekat, makin dekat, terus
mendekat, setelah diperhatikan, ternyata hanya pria tua mabuk yang sedang
berusaha membuka pintu kamarnya.
Sambil berkata “hey pak..? ada yang bisa saya bantu?” sambil
menoleh orangtua itu pun berkata “kamu lagi anak muda? Masih butuh air mineral?
Banyak dikamarku, kau bebas minum air mineral, tetapi setelah aku bisa membuka
kamarku ya?” tertawa kecil.
Saat pintu terbuka, si pria tua mempersilahkan masuk si pemuda
sambil melemparkan sepatunya,
“mari anak muda, masuklah ke istana ku!”
Si pemuda heran , melihat disekeliling rumah pria tua, dari
semua pajangan dinding, dan lemari lemari hanya berisikan botol-botol minuman
alkohol.
“pak, kenapa kamu harus minum ditempat tadi? Sedangkan
dikamarmu sangat banyak botol minuman favoritmu”. Tanya sang pemuda
“kau perlu jawaban? Kau tak akan pernah tau jawabannya!,
selama kau tak akan pernah mencobanya”. Sambil menuangkan minuman alkohol yang
ia miliki, dan memberikannya kepada sang pemuda tersebut.
Sang pemuda dengan ragu untuk mengambil gelas yang diberikan
pria tua tersebut.
“minumlah..! tak perlu kau takut mabuk, karna kamarmu
disebelah kamarku, jika kau mabuk, tinggal ku tendang saja bokongmu”. Pria tua
itupun berkata sambil tertawa.
“pak tua, apakah yang aku lihat tadi digedung sana, memiliki
kehidupan seperti kamu juga?”
“anak muda, ini dunia, dunia kehidupan, semua penuh dengan
drama, semua penuh dengan topeng, jangan percaya dengan pakaian, jangan percaya
dengan apa yang kamu lihat dari luar, semua orang bisa berpakaian seperti yang
kau lihat seperti ini” sambil menarik jas didadanya. “apakah kamu fikir setiap
orang berpakaian dengan menggunakan jas, bahkan berdandan dengan glamour
sepertiku ini, semua berarti mereka semua orang kaya? Apakah semua pengemis,
yang sering kamu lihat, mereka adalah orang miskin? Buka matamu nak, ini kota
besar, tak berlaku sebuah kepolosan, hitam bisa jadi putih, putih bisa jadi
hitam. Jangan pernah menilai orang dari penampilan”. Tegas pria tua.
Sambil terheran-heran sang pemuda akhirnya meminum minuman yang
diberikan oleh pak tua tadi.
sambil mengernyitkan dahi nya ia berkata “minuman apa ini
pak?” pria tua hanya bisa menjawab “itu minumannya para bangsawan nak, minuman
orang-orang yang mengerti akan arti hidup, minuman orang-orang yang berusaha
memakai topeng, tetapi tidak bisa menggunakannya”.
Sang pemuda hanya bisa diam dan bingung memikirkan situasi
yang ada disekelilingnya. Ditengah perbincangan sambil meminum lagi, lagi dan
lagi. Sampai akhirnya si pemuda mabuk, dan tertidur.